Senin, 29 april 2024 telah terlaksana acara penilaian cerpen kategori mahasiswa yang menghadirkan para dosen sastra UIN Jakarta yang bertindak sebagai reviewer. Penilaian cerpen tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti perlombaan menulis cerpen yang diadakan oleh UIN Jakarta Press di bawah naungan Puslitpen UIN Jakarta dengan tema “Sejuta Langkah Sejuta Kisah di Bangku Kuliah”. Perlombaan ini diadakan secara gratis agar mahasiswa turut bersemangat untuk berpartisipasi dalam acara tersebut dan tentunya acara ini memberikan reward bagi para peserta yang memenangkan perlombaan.
Acara dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Kapuslitpen Dr. Siti Ummi Masruroh, M. Sc. pada pukul 09.00 WIB. Acara kemudian dilanjutkan dengan proses penilaian cerpen yang dilakukan oleh para reviewer. Adapun total cerpen yang dikurasi oleh para reviewer berjumlah 43 cerpen dengan ragam cerita yang bernaungan pada satu tema yang sama. Cerpen-cerpen tersebut dinilai berdasarkan kriteria-kriteria, seperti kesesuaian tema, pemilihan bahasa, isi, dan kreativitas penulis.
“Dari segi penceritaan sudah menceritakan dan menjelaskan. Kemudian semuanya sudah memenuhi unsur naratif dari segi unsur kenaratifan,” menurut Yang Yang Merdiyatna selaku salah satu reviewer dalam acara ini. Ia juga menambahkan bahwa sebagai pembaca dan pengapresiasi sastra, cerpen-cerpen yang ia temui sudah memenuhi hakikat sastra, yaitu menghibur dan mendidik. Namun, sayangnya unsur fiksi dalam cerpen-cerpen ini belum cenderung maksimal karena masih terlihat seperti autobiografi. Sejalan dengan hal ini, Ida Rosida selaku reviewer juga menambahkan bahwa unsur-unsur intrinsik dalam cerpen ini tidak terlalu dimunculkan sehingga lebih menitikberatkan pada sharing life experience penulis.
Jika dikaitkan dengan kesesuaian terhadap tema, Atiqotul Fitriyah selaku reviewer mengatakan bahwa tema perjuangan merupakan tema yang terlihat cukup dominan ada pada cerpen. Namun, menurutnya pesan-pesan yang hendak disampaikan masih terlihat sederhana sehingga terkesan seperti curhat. Padahal menurutnya, kompleksitas dialog yang dikemas dengan cara yang berbeda dalam sebuah cerpen sangat dibutuhkan dalam penulisan sebuah cerita. Berkaitan dengan tema, Ahmad Bahtiar selaku reviewer juga mengatakan bahwa cerpen-cerpen yang ia nilai sudah memiliki kesesuaian terhadap tema yang ditentukan, tetapi penggambaran cerita yang dilakukan penulis terlalu luas sehingga kurang terlihat spesifik.
Melihat banyaknya kekurangan yang ada pada cerpen masih berkaitan dengan unsur-unsur intrinsik dan kebahasaan, Lu’luil Maknun Hamzah selaku reviewer mengatakan bahwa sebaiknya para peserta harus mempelajari terlebih dahulu unsur-unsur intrinsik dan kebahasaan dalam pembuatan cerpen agar dapat menghasilkan cerpen yang baik dan benar. Setelah melakukan proses penilaian, reviewer telah menentukan tiga pemenang dalam perlombaan ini, yaitu (1) Alliya Sukma Rahadiani sebagai juara pertama dengan judul “Laa Takhaf”, (2) Nurjaemah sebagai juara kedua dengan judul “Kisah Persahabatan Saat Semester Satu di Bangku Kuliah), dan (3) Sanata Ariba Zahra sebagai juara ketiga dengan judul “Desember di Stasiun Gambir”. Berkaitan dengan “Laa Takhaf” sebagai cerpen pemenang, Indah Fadilla selaku reviewer mengatakan, “Cerpen ini memiliki strategi yang bagus. Cerpennya singkat hanya enam halaman, tetapi dari enam halaman tersebut ia bisa memasukkan seluruh kriteria cerpen dan menggambarkan karakteristik mahasiswa UIN”.
Penulis: Rizkyana Azelia, Muhammad Yaasiin Fadhilah, dan Alfiana Firazma
wah selamat pemenang