Tsulâtsiyat al-Burdah wa Balâghatuhâ fî Madh al-Rasûl: Dirâsah Muwâzanah baina Ka‘ab wa al-Bushirîy wa Ahmad Syauqîy

Buku Bahasa Arab

1. Penulis: Dr. R. Yani’ah Wardani, M.Ag.

2. Penyunting: Aghnin Khulqi dan Waki Ats Tsaqofi

3. Tebal: 277 Halaman

4. Ukuran: 15.5 x 23 cm

5. Kategori: Fakultas Adab Dan Humainora

ISBN: 978-602-346-107-3 Category:
Add to Wishlist
Add to Wishlist

Sinopsis Buku Tsulâtsiyat al-Burdah wa Balâghatuhâ fî Madh al-Rasûl: Dirâsah Muwâzanah baina Ka‘ab wa al-Bushirîy wa Ahmad Syauqîy

 

Buku Tsulâtsiyat al-Burdah wa Balâghatuhâ fî Madh al-Rasûl: Dirâsah Muwâzanah baina Ka‘ab wa al-Bushirîy wa Ahmad Syauqîy

“Tsulâtsiyat al-Burdah wa Balâghatuhâ fî Madh al-Rasûl: Dirâsah Muwâzanah baina Ka‘ab wa al-Bushirîy wa Ahmad Syauqî” adalah sebuah studi komparatif yang menganalisis tiga qasidah terkenal yang memuji Nabi Muhammad SAW, yaitu karya Ka’ab bin Zuhair, Imam al-Bushiri, dan Ahmad Syauqi. Buku ini mengeksplorasi keindahan bahasa dan retorika yang digunakan dalam ketiga qasidah tersebut, serta membandingkan gaya dan pendekatan masing-masing penyair dalam mengekspresikan kecintaan dan penghormatan mereka terhadap Rasulullah SAW.

Ka’ab bin Zuhair dikenal dengan qasidahnya yang berjudul “Bānat Suʿād”, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW setelah ia memeluk Islam. Sebagai tanda penerimaan, Rasulullah memberikan burdah (selendang) kepada Ka’ab, yang kemudian menjadi simbol penghormatan.

Imam al-Bushiri, seorang penyair dan sufi dari abad ke-13, menulis “Qasidah al-Burdah” saat menderita penyakit serius. Dalam mimpinya, ia bertemu dengan Nabi Muhammad SAW yang mengusap wajahnya dengan burdah, dan setelah terbangun, al-Bushiri menemukan dirinya sembuh. Qasidah ini terdiri dari 160 bait yang memuji Rasulullah dan menjadi sangat populer di dunia Islam.

Ahmad Syauqi, penyair Mesir dari awal abad ke-20, juga menulis qasidah yang memuji Nabi Muhammad SAW, menunjukkan kelanjutan tradisi puisi pujian dalam sastra Arab.

Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana ketiga penyair tersebut menggunakan bahasa dan gaya retorika untuk mengekspresikan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW, serta bagaimana karya-karya mereka mempengaruhi tradisi puisi pujian dalam sastra Arab.

Keranjang Belanja